Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut penyelenggaraan Festival Kuliner 1001 Bebek di Bangkalan, Jawa Timur, merupakan salah satu upaya membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi.
Menparekraf Sandiaga saat membuka Festival Kuliner 1001 Bebek di depan Pendapa Agung Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022) malam, menjelaskan potensi kuliner sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif di Bangkalan menjadi salah satu modal utama dalam membangkitkan ekonomi masyarakat. Kuliner khas ini sangat potensial lantaran memiliki cita rasa yang unik dan disukai banyak masyarakat.
“Saya apresisasi, hari ini kita melihat antusiasme masyarakat Bangkalan, Jawa Timur, seiring dengan penanganan COVID-19 yang semakin terkendali dan membaik. Selain juga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Ini menjadi awal kebangkitan untuk kembali membuka peluang usaha dan lapangan kerja di sektor kuliner maupun ekonomi kreatif lainnya dan juga sektor pariwisata yang terus kita bangun,” katanya.
Menparekraf mengapresiasi kepada seluruh pihak berkat terselenggaranya festival kuliner yang terhenti sejak dua tahun terakhir akibat pandemi COVID-19.
"Saya gunakan batik dengan aroma terapi. Tongkos yang seperti kopiah kolaborasi udeng ini juga bisa menjadi produk ekonomi kreatif untuk oleh-oleh. Jadi kalau ke Bangkalan jangan jadi Rohali (rombongan hanya liat-liat) tapi harus jadi Rojali (rombongan jadi beli) produk-produk ekonomi kreatif Bangkalan,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga yang hadir bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak dan Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imran, memakai tongkos yakni topi khas masyarakat Bangkalan yang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif selain kuliner.
Ia juga sempat mencicipi beberapa olahan kuliner bebek yang ada di festival yang sudah 4 kali terselenggara itu. Dan ada beberapa makanan khas Bangkalan lainnya yang disuguhkan seperti Topak Ladeh, Tajin Sobih, Nasi Serpang, Nasi Nya’ Litik, hingga Nasi Amboina.
“Saya mencoba sate bebek. Tadi ada dua varian yang satu pake kecap dan satu lagi pakai kelapa. Dan sate bebek yang pake kecap itu super enak. dan ini bisa menjadi varian unggulan, nanti kalau bisa dibuatkan cerita di balik kuliner bebek tersebut,” ujarnya.
“Saya dapat cerita dari Pak Bupati ternyata setiap akhir pekan terjual 5.000 ekor bebek sampai bebeknya harus didatangkan dari Kediri,” kata Sandiaga.