Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong masyarakat desa wisata di sekitar kawasan Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika, Nusa Tenggara Barat, aktif dalam mengembangkan desa wisata termasuk meningatkan kapasitas dalam menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE yang akan menjadi kebutuhan wisatawan di era adaptasi kebiasaan baru.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Gunawan, dalam kegiatan "Bimbingan Teknis Pengembangan Desa Wisata DSP Mandalika" di Desa Wisata Rembitan Sade, Lombok Tengah, NTB, Selasa (6/10/2020), mengatakan, banyak warga masyarakat di sekitar destinasi wisata yang merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Sehingga, ia mengajak masyarakat bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk membenahi kebersihan, keamanan, higienitas, dan kelestarian lingkungan di sekitar lokasi desa wisata.
Wawan berharap, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan kepercayaan wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung, khususnya ke Desa Wisata Rembitan Sade. Terlebih, Lombok sebagai destinasi wisata sudah dikenal luas akan kekayaan budaya dan keindahan alamnya.
"Semoga kegiatan ini menjadi ladang amal kita bersama. Jadikanlah kegiatan ini momentum untuk membangun semangat bersama-sama untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan potensi wisata di desa-desa wisata," ujar Wawan.
Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Dwi Rudi Hartoyo di kesempatan yang sama, mengatakan, pihaknya bersinergi dengan Kemenparekraf/Baparekraf untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di desa-desa wisata di Indonesia, terutama di NTB. Salah satunya melalui pengembangan potensi desa wisata menggunakan dana desa.