Bali yang merupakan episentrum pariwisata di Indonesia tidak hanya dihiasi dengan alamnya yang memesona, tetapi juga memiliki daya tarik lain, salah satunya adalah kerajinan ukiran patung kayu tradisional yang diproduksi masyarakat di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Di tengah kondisi seperti ini, tidak hanya bisnis pariwisata saja yang terdampak, bisnis ukiran kayu pun merasakan dampak yang sangat besar. salah satunya adalah I Wayan Subur yang merupakan seniman kayu ukir di Desa Mas, Bali.
Semenjak pandemi terjadi dan seluruh dunia melakukan pembatasan perjalanan, bisnis yang dirintis sejak tahun 1965 ini pun mengalami penurunan penjualan yang cukup drastis.
"Saat pandemi ini, pemasukan menurun drastis sekali, soalnya kan tamunya tidak ada. Biasanya ramai sekali, sebelum corona ini ramai sekali, pas corona 5 bulan ini sepi. Tapi saya tetap dapat order dari Jerman, karena dia sudah langganan sampai 25 tahun." tutur I Wayan.
Untuk sementara ini, Wayan yang biasa membuat patung jenis pewayangan seperti Rama dan Sinta, patung Dewa Ruci, patung Nakula Sadewa, dan berbagai karakter pewayangan lainnya hanya bisa terus berdoa dan berusaha untuk terus berkarya memenuhi permintaan pelanggannya dari luar negeri.
"Sekarang paling satu dua aja, tidak banyak yang pesan. Ya kalau seniman kayu seperti saya ini kalau bule ngga datang, wisatawan nggak datang otomatis semuanya turun. Semua seniman kayu hidup dari kayu. Tapi tetap berdoa dan kerja. Syukurnya, pemasukan satu hari ada, yang penting satu hari itu ada pemasukan." Tutup Wayan.