Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjajaki peluang kolaborasi di sektor parekraf dengan Aljazair dan Zanzibar dalam pertemuan bilateral yang berlangsung pada pelaksanaan acara High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali, Senin (02/09/2024).
Dalam pertemuan dengan Presiden Zanzibar Husein Ali Mwinyi, Menparekraf membahas potensi kerja sama sektor pariwisata antara Indonesia dan Zanzibar, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Presiden Zanzibar segera ingin menandatangani MoU (Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman) dengan Indonesia untuk pengembangan pariwisata terutama SDM. Konkretnya kita akan menerima mahasiswa mereka ke Poltekpar Bali untuk bisa saling bertukar pengalaman,” kata Menparekraf Sandiaga.
Menparekraf melanjutkan, Zanzibar menyambut baik peluang kerja sama ini mengingat 30 persen ekonomi mereka ditopang pariwisata, sedangkan Bali sudah menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan (sustainable tourism).
“Walaupun masih banyak pekerjaan rumah, tapi Bali menjadi acuan di dunia, bahwa kunjungan wisatawan mancanegara di Bali yang jumlahnya 6 juta ini masih bisa menggerakkan ekonomi,” kata Menparekraf Sandiaga.
Selain pengembangan SDM, dibahas pula potensi kerja sama lainnya terkait investasi, pengingkatan konektivitas, dan energi terbarukan.
Sedangkan dalam pertemuan bilateral dengan Aljazair, Menparekraf bertemu dengan Minister of Knowledge Economy, Startups, and Micro-Enterprises of Algeria, Yacine El-Mahdi Oualid. Pertemuan ini membahas rencana pembaruan dua MoU sebelumnya yaitu MoU di sektor pariwisata terkait pengembangan SDM, promosi, pariwisata hijau dan berkelanjutan, MICE, dan investasi, serta MoU di sektor ekonomi kreatif yang terdiri dari 17 subsektor dengan tiga sektor prioritas yaitu film, kuliner, dan kriya.
“Aljazair sendiri melihat Indonesia sebagai salah satu pimpinan di sektor ekraf dunia, mereka ingin belajar memperkuat kerja sama dalam pengembangan sektor parekraf,” kata Menparekraf Sandiaga.
Menparekraf juga membuka peluang kolaborasi tidak hanya dalam pengembangan industri ekonomi kreatif, tapi juga investasi, people to people exchange, hingga pengembangan Hak Kekayaan Intelektual.
“Hak Kekayaan Intelektual merupakan elemen utama dalam memajukan ekonomi kreatif agar pelaku ekraf memiliki perlindungan hukum atas produk mereka, serta meningkatkan daya saing dan memperluas peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan pasar,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Menparekraf membuka pula kesempatan kepada Aljazair untuk menjadi tuan rumah World Conference on Creative Economy (WCCE) pada edisi selanjutnya.