Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, optimistis Bali mampu menjaring dan menyumbangkan tujuh juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2024.
Dalam Dinner Meeting Outlook Pariwisata Bali di The Payogan Villa Resort and Spa, Ubud, Selasa (30/1/2024), Menparekraf Sandiaga mengatakan Kemenparekraf menargetkan ada 14,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Adapun Bali sebagai destinasi wisata favorit, berdasarkan kajian yang dilakukan Kemenparekraf, memiliki agregat untuk mampu menyumbang 50 persen dari target yang sudah ditetapkan.
"Secara agregat (kunjungan wisatawan) di Bali ini menyumbang 50 persen (dari target kunjungan wisman secara nasional). Jadi sekitar tujuh juta," kata Sandiaga.
Oleh karena itu, untuk mengakselerasi pencapaian tersebut, Sandiaga akan mengupayakan untuk memperbanyak aksesibilitas ke Bali, di antaranya dengan memperbanyak penerbangan internasional ke Bali dan menghadirkan paket-paket wisata yang unik dan menarik tanpa mengakibatkan overtourism. Sehingga pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan bisa tetap terjaga di Bali.
"Perlu penambahan jumlah penerbangan dan penambahan paket-paket perjalanan yang lebih mendistribusikan wisatawan yang lebih berkualitas dan lebih lama tinggal di sini sehingga dampak ekonominya lebih dirasakan masyarakat setempat tanpa terlalu membebani dan mengakibatkan overtourism," katanya.
Menurut Sandiaga upaya-upaya ini diharapkan mampu mengakselerasi pencapaian target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2024. Sehingga penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di sektor parekraf di tahun 2024 dapat tercapai.
"Harapannya, kebangkitan pariwisata di Bali ini bisa semakin kuat di 2024 dan bisa mencapai target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru," kata Sandiaga.
Dalam acara ini Menparekraf Sandiaga didampingi Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Dessy Ruhati; Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Made Ayu Marthini; Direktur Standardisasi dan Sertifikasi Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.