Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Masjid Rihlatul Jannah di Lingkungan Kemenparekraf menjadi simbol kebersamaan dan persaudaraan antar umat beragama.
Menparekraf Sandiaga Uno saat Peresmian Masjid Rihlatul Jannah di Jakarta, Senin (17/7/2023) menceritakan awal mula inisiatif membangun masjid yang memiliki luas 1.010 meter persegi itu. Masjid ini sudah disepakati bersama dinamai Rihlatul Jannah dimana "Rihlah" secara bahasa berarti perjalanan "Jannah" secara bahasa berarti surga.
“Awal-awal saya bertugas di sini, saya sempatkan untuk salat Jumat itu di Balairung Soesilo Soedarman. Selesai salat saya kemudian berbincang-bincang dengan Pak Ustad, kemudian saya tanya ke Ketua Binrohis Pak Hariyanto,” kata Sandiaga.
“Pak Har memang kalau salat Jumat selalu di sini?” tanya Menparekraf Sandiaga.
“Betul Pak, sebenarnya masjid sudah tidak cukup lagi menampung jamaah yang semakin banyak, kata Pak Har saat itu” ujar Sandiaga.
“Coba cari aturan dan regulasi, boleh atau tidak kita membangun masjid tanpa harus menggunakan APBN,” tanya Sandiaga kepada Hariyanto.
“Alhamdulillah berkat kolaborasi dan swasembada semua pihak, 8 bulan masjid ini berdiri. Dan alhamdulillah juga perizinan dari Pemprov DKI untuk pembangunan masjid juga cepat dan mudah,” katannya
Balairung Soesilo Soedarman menjadi tempat multifungsi yang berada di Lantai 1 Gedung Sapta Pesona. Ruangan itu sering digunakan untuk acara termasuk berbagai event pariwisata ataupun rapat-rapat pimpinan. Sebelumnya, belum ada bangunan yang secara khusus didirikan sebagai masjid melainkan hanya alokasi ruangan khusus di sebelah Balairung tersebut untuk tempat ibadah. Maka kemudian Sandiaga menginisiasi pendirian masjid.
Masjid Rihlatul Jannah sendiri didesain dengan konsep dan tampilan modern yang bersifat netral, satu rangkaian visual dengan Gedung Sapta Pesona yang sudah cukup ikonik. Begitupun pada desain masjid ini yang memiliki elemen tekukan yang dihadirkan menjadi kesan yang kuat pada desain fasadnya.
“Masjid ini bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga merupakan simbol kebersamaan, persaudaraan, dan tempat untuk bersama-sama mencari ridha Allah SWT,” kata Menparekraf.
Kehadiran Masjid Rihlatul Jannah ini mengakhiri penantian panjang institusi tersebut untuk dapat memiliki sarana tempat ibadah yang lebih representatif. Menparekraf berharap kehadiran masjid yang memiliki daya tampung sebanyak 1.523 orang ini menjadi pusat kegiatan ibadah, pusat kegiatan muamalah, serta tempat yang dapat memperkuat dan berkontribusi bagi upaya kerukunan umat beragama.
“Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi perjuangan kita kedepan dalam memakmurkan Masjid Rihlatul Jannah ini. Semoga menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin ya rabbal alamiin,” katanya.